Pada tanggal 17-18 September 2011 lalu, BHA telah melakukan renovasi monumen kenangan yaitu Monumen ACHPASENA di area Pasar Bubrah, Gunung Merapi. BHA memang punya monumen kebanggaan di Gunung Merapi untuk mengenang tiga siswa SMA Negeri 4 Yogyakarta yang meninggal dunia ketika melakukan pendakian di Gunung Merapi. Tepatnya meninggal pada tanggal 1 - 3 Maret 1977. Tiga siswa tersebut yaitu Achmad Alhabsyi, Paulus Haryo Sulaksono, dan Arsena dan nama mereka disingkat menjadi ACHPASENA.
Kami berangkat dari SMA Negeri 4 Yogyakarta pada hari Sabtu sore jam 17.00. Kami langsung menuju ke Basecamp Merapi di daerah Selo, Boyolali. Sampai sana kami mempersiapkan semua perlengkapan seperti tenda, semen, air, plakat monumen kenangan, dan perlengkapan untuk upacara di sana. Pendakian dibagi menjadi dua kloter. Kloter pertama berangkat jam sepuluh malam untuk mempersiapkan pos dan kloter kedua berangkat jam satu dini hari bersama porter yang membawa air, semen, dan peralatan lain.
Pukul 07.00 kami telah sampai di Pasar Bubrah yaitu tempat dimana akan didirikan monumen yang baru. Mbah Min selaku ketua adat setempat memimpin upacara yang sakral sebelum kami memulai untuk merenovasi monumen tersebut. Setelah Mbah Min selesai melakukan upacara yang sakral itu, kami melakukan doa bersama dan bernyanyi Indonesia Raya kemudian renovasi monumen dimulai. Para tukang mengerjakan monumen itu hingga siang. Setelah monumen itu jadi, kami mulai berdoa dan menyanyikan lagu Syukur.
Kami berangkat dari SMA Negeri 4 Yogyakarta pada hari Sabtu sore jam 17.00. Kami langsung menuju ke Basecamp Merapi di daerah Selo, Boyolali. Sampai sana kami mempersiapkan semua perlengkapan seperti tenda, semen, air, plakat monumen kenangan, dan perlengkapan untuk upacara di sana. Pendakian dibagi menjadi dua kloter. Kloter pertama berangkat jam sepuluh malam untuk mempersiapkan pos dan kloter kedua berangkat jam satu dini hari bersama porter yang membawa air, semen, dan peralatan lain.
Pukul 07.00 kami telah sampai di Pasar Bubrah yaitu tempat dimana akan didirikan monumen yang baru. Mbah Min selaku ketua adat setempat memimpin upacara yang sakral sebelum kami memulai untuk merenovasi monumen tersebut. Setelah Mbah Min selesai melakukan upacara yang sakral itu, kami melakukan doa bersama dan bernyanyi Indonesia Raya kemudian renovasi monumen dimulai. Para tukang mengerjakan monumen itu hingga siang. Setelah monumen itu jadi, kami mulai berdoa dan menyanyikan lagu Syukur.
Itulah sedikit pengalaman kami merenovasi monuman kenangan atas tiga siswa pendiri nama BHA. Mungkin tanpa mereka BHA tidak akan hidup dan berkembang dengan semangat ACHPASENA yang tetap berada di hati para BHA.
0 comments:
Posting Komentar