Hi guys! Apakah kalian pernah memanjat tebing asli sembari menikmati pemandangan dan suara deburan ombak yang membuat tenang jiwa? Pada tanggal 16-18 April 2011 lalu BHA mengadakan kegiatan climbing rutin tahunan yang bertempat di Pantai Siung, Gunung Kidul.
Kami berangkat dari Patbhe pukul 15.30 dengan menggunakan kendaraan masing-masing dengan berboncengan. Setelah sampai disana, kami langsung mendirikan tenda di pantai untuk bermalam. Namun sebelum tidur, kami bercengkrama dahulu satu sama lain sambil menikmati pantai dan anginnya di malam hari yang benar-benar gelap dan hanya diterangi oleh cahaya bulan yang begitu cantik. Akhirnya satu-persatu mulai tidur karena sudah larut malam.
Di pagi harinya kami disuguhi panorama sunrise yang benar-benar menakjubkan. Setelah puas dengan pemandangan itu kami segera bersiap-siap untuk pemanjatan tebing di sisi Barat Pantai Siung. Untuk Anda ketahui, tebing panjat di Siung adalah tebing dengan kelas internasional sehingga dijuluki pula sebagai surganya para climber - pemanjat tebing. Tebing di Siung sangatlah berbeda dibandingkan dengan tebing lain karena memiliki berbagai blok sehingga dapat mempraktekkan semua jenis teknik climbing. Kami memanjat di Blok G, yaitu tebing dengan kemiringan 80-120 derajat. Kami memanjat dengan susah payah namun dengan tekad dan semangat yang membara hingga akhirnya berhasil menggapai Top tebing di Blok G. Bersamaan dengan itu kami juga mencoba Artificial Climbing dengan banyak sekali alat-alat yang telah kami bawa di Blok G dan sampingnya. Setelah semua sudah mencoba dan puas dengan tebing itu, perut kami sudah mulai bergejolak. Untuk itu kami segera kembali ke Log-on secara bergantian dan memesan nasi ikan yang sangat lezat langsung dari Basecam Siung. Hujan tiba-tiba turun cukup deras namun tidak lama, cukup untuk membasahi seluruh dinding tebiing di Pantai Siung. Semua sudah kenyang dan kami melanjutkan memanjat di Blok D dan blok lainnya. Setelah semua sudah puas dengan pemanjatan hari itu, kamipun melepas penat dan keringat dengan menceburkan diri di pantai sembari menikmati sunset yang tiada duanya.
Maghribpun datang, kami segera berbilas dan melanjutkan acara ditemani dengan api unggun sembari membuat makanan untuk mengisi perut kami. Acara dimalam itu diisi dengan bercerita, bersenda gurau bersama-sama.
Esok harinya kami membersihkan pasir pantai dari sampah-sampah. Kemudian kami pulang dengan hati yang gembira dan penuh dengan cerita.
0 comments:
Posting Komentar